Natsir: Politik Santun di Antara Dua Rezim - Tim Seri Buku TEMPO Bangsa Indonesia tidak boleh melupakan tokoh yang satu ini: Mohammad Natsir. Natsir adalah satu dari sedikit tokoh Islam di masa awal republik yang tak gagap akan gagasan demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum. Politik Santun di antara Dua Rezim By Tempo Natsir () merupakan sebuah buku yang berisikan kisah hidup dan keteladanan dari seoran g Mohammad Natsir. · Judul Buku: Seri Buku Tempo: Natsir: Politik Santun di Antara Dua Rezim. Penulis: Tim Buku Tempo. Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia. Tahun: Jumlah Halaman: Hidupnya tak terlalu berwarna. Apalagi penuh kejutan ala kisah Hollywood: perjuangan, petualangan, cinta, perselingkuhan, gaya yang flamboyan, dan akhir yang di luar dugaan, klimaks.
Maksud dari dua rezim adalah Natsir juga punya peran penting dalam masa Orde Baru, pengaruh yang beliau punya sebagai tokoh Islam pendiri partai Islam terbesar di dunia saat itu yang membuka pintu negosiasi antara Malaysia dan Indonesia. Di masjid atau di mana pun," sebagaimana diceritakan Natsir (Tim Buku Tempo, Natsir Politik Santun di Antara Dua Rezim, 72, 73) Perhatikan diksi menarik dari Pak Tjokro yang dikenal dengan sebutan "Jang Oetama" itu. Judul: Natsir: Politik Santun di antara Dua Rezim Peresensi: Ali Rif'an Penulis: Tim Seri Buku TEMPO Penerbit: KPG (kepustakaan Populer Gramedia) dan Majalah Tempo Tahun: I, Januari Tebal: xi + halaman Bangsa Indonesia tidak boleh melupakan tokoh yang satu ini: Mohammad Natsir.
Buku NATSIR, POLITIK SANTUN DI ANTARA DUA REZIM Penulis Seri Buku Tempo: Tokoh Islam Di Awal Kemerdekaan Penerbit KPG Tahun - AYO BACA! Novem. Biografi. Better World Books. IndieBound. Paperback, pages. Published February 28th by Kepustakaan Populer Gramedia (first published February 1st ) More Details Original Title. Natsir: Politik Santun di Antara Dua Rezim. ISBN Natsir: Politik Santun di Antara Dua Rezim - Tim Seri Buku TEMPO Bangsa Indonesia tidak boleh melupakan tokoh yang satu ini: Mohammad Natsir. Natsir adalah satu dari sedikit tokoh Islam di masa awal republik yang tak gagap akan gagasan demokrasi, hak asasi manusia, dan supremasi hukum.
0コメント