Ebook {Epub PDF} Pram Melawan by P. Hasudungan Sirait






















Pram segera menuju ke Surabaya dan kembali ke Jakarta setelah.  · Wawancara penulis buku ‘Pram Melawan’ dengan Pramoedya di Bojong Gede (foto: P. Hasudungan Sirait/www.doorway.ru) Betul saja! Pram langsung gerah. Raut matanya sontak berubah menjadi kencang. Sorot matanya menajam. Dipelototinya aku. Rokok ia letakkan di bibir aspak tanpa menjentikkan abunya. “Nggak ada hubungan [keluarga] apa-apa. P. Hasudungan Sirait is the author of Pram Melawan ( avg rating, 31 ratings, 7 reviews, published ), Jagat Bahasa Nasional ( avg rating, 8 ra 4/5.


Tulisan-tulisan yang saya muat di sini adalah kumpulan kata-kata yang saya ambil dari buku berjudul "Pram Melawan", karya P. Hasudungan Sirait, Rin Hindrayati, dan Rheinhardt. Tulisan yang saya kutip merupakan pendapat, pandangan, ide dan gagasan Pramoedya yang terekam melalui percakapan mereka bertiga (penulis buku) dengan Pram, yang tertulis. Dalam buku "Pram Melawan" Pram menjelaskan bahwa dubes Inggris waktu itu yang menggagalkannya meraih Nobel. Berikut percakapan Pram dalam buku "Pram Melawan" penulis, P Hasudungan Sirait, Rin Hindryati P, Rheinhardt (November sampai ): Kita berbincang tentang Nobel ya Bung. Buku Pram Melawan merupakan kumpulan sejumlah wawancara yang dilakukan oleh penyusunnya dengan Pram. Topiknya beragam, dari soal politik, sastra, kebudayaan, keluarga, sosial hingga pengalaman pribadinya ketika dibuang ke pulau Buru. Dari sinilah pembaca dapat melihat banyak sisi lain dari Pram.


P Hasudungan Sirait. Profile. Latar belakang pekerjaannya sebagai wartawan. ), Pram Melawan (bersama Rin Hindryati dan Rheinhard—Nalar, ). Kalau kau tidak mau menerbitkan buku Papi kau duduk sebagai pengelola Hasta Mitra saja." Ternyata Hasta Mitra sendiri menolak karena anaknya mungkin yang mau di situ. "Kau periksa pembukuan itu," kata Papi di lain kesempatan. Terus dia bilang, "Aku mau melihat kau memarahi Joesoef [Joesoef Isak] di depan Papi. P. Hasudungan Sirait. Latar belakang pekerjaannya wartawan. Sebagai jurnalis ia pernah bekerja di Bisnis Indonesia, Neraca, dan majalah DR. Belakangan ia juga mengurusi majalah komunitas bernama Tatap. Menjadi trainer (jurnalistik dan menulis), penulis, dan editor menjadi pekerjaan lain dari lulusan jurusan Hubungan Internasional, FISIP.

0コメント

  • 1000 / 1000